11 Desember 2012

Keuntungan Bila Rhoma Irama Jadi "PRESIDEN"

Rencana Raja Dangdut Rhoma Irama mencalonkan diri menjadi presiden periode 2014-2019 memantik reaksi banyak pihak.

Di Solo, ada warga yang menyampaikan keuntungan yang dirasakan rakyat Indonesia jika Rhoma Irama benar-benar menjadi Presiden Indonesia pada 2014.

Keuntungan itu, misalnya, tunjangan bagi pegawai negeri sipil akan bertambah karena ada tunjangan istri pertama, kedua, ketiga, dan keempat.


Kemudian, lembur akan dihapus karena Begadang tidak ada artinya. Jumlah penduduk akan tetap stabil karena tetap 135 Juta Jiwa.

Gelar pahlawan akan diubah menjadi Satria Bergitar dan negara akan aman karena sudah tidak ada lagi Adu Domba.

Lalu, penduduk menjadi lebih sehat karena akan diwajibkan Lari Pagi, neraca Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akan seimbang karena memakai prinsip Gali Lubang Tutup Lubang. Angka perselingkuhan juga akan turun karena Perhiasan Dunia Adalah Istri yang Solehah.

Keuntungan di atas tercetak pada sebuah banner yang dipajang di tempat terbuka sehingga dapat dilihat masyarakat. Di bagian akhir, ditutup dengan pernyataan: "Rakyat Indonesia seharusnya memilih Rhoma Irama. Jika tidak, ter...la...lu..."

Pembuat banner adalah salah seorang warga Solo, Mayor Haristanto. Dia mengaku kata-kata dalam 10 keuntungan itu didapat dari seorang kawannya di Ciamis.

Kawannya mengirim pesan pendek yang isinya keuntungan yang didapat masyarakat Indonesia jika Rhoma jadi presiden, yang disangkut-pautkan dengan judul lagu Rhoma. "Isi pesan pendek itu lantas saya cetak dan dipajang," ujarnya kepada Tempo, Minggu, 9 Desember 2012.

Mayor mengatakan, dengan mencetaknya, bukan berarti dia mendukung Rhoma jadi presiden. Justru itu sebuah sindiran kepada Rhoma.

"Enggak mungkin rakyat Indonesia ingin punya presiden seperti Rhoma," katanya.

Salah seorang warga Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Yuni Astuti, menolak rencana Rhoma menjadi presiden. Alasan utama penolakan adalah perilaku Rhoma yang beristri banyak.

"Saya enggak mau presiden seperti Rhoma. Perilakunya tidak patut untuk seorang pemimpin," ujarnya.

Selain itu, dia menilai Rhoma tidak punya dasar politik yang kuat dan tidak punya pengalaman memimpin masyarakat.

Sumber : Koran Tempo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.