23 September 2010

HIJRAH


Nabi Muhammad tidak mudah menyerah. Beliau juga tidak ceroboh. Keyakinannya pada Allah tak terbatas, tapi hal itu tidak pernah membuatnya pasrah mengikuti arus peristiwa. Wahyu mengingatkan bahwa beliau harus selalu mengatakan insyâ Allâh (jika Allah mengizinkan) ketika merencanakan sesuatu, dan bahwa ingat kepada Tuhan harus dikaitkan dengan kerendahan hati (terutama dalam menyangkut kemampuan diri sebagai manusia). Namun, hal ini sama sekali tidak berarti bahwa beliau tidak perlu memikul tanggung jawab atau melakukan perhitungan dalam menentukan berbagai pilihan di dunia ini. Oleh karena itu,

Asbabun Nuzul

Asbab al-Nuzul adalah konsep, teori atau berita tentang adanya "sebab-sebab turun"-nya wahyu tertentu dari al-Quran kepada Nabi saw., baik berupa satu ayat, satu rangkaian ayat atau satu surat. Konsep ini muncul karena dalam kenyataan, seperti diungkapkan para ahli biografi Nabi, sejarah al-Quran maupun sejarah Islam, diketahui dengan cukup pasti adanya situasi atau konteks tertentu diwahyukan suatu firman. Beberapa di antaranya bahkan dapat langsung disimpulkan dari lafal teks firman bersangkutan. Misalnya, lafal permulaan ayat pertama surat al-Anfal menunjukkan dengan jelas bahwa firman itu diturunkan kepada Nabi untuk memberi petunjuk kepada beliau mengenai perkara yang ditanyakan orang tentang bagaimana membagi harta rampasan perang.